Meneropong Wajah Indonesia Lewat ​#MenjadiIndonesia


Di mana darah pertama kita tertumpah ke tanah.  #MenjadiIndonesia  pic: percolate.com


​Sebagai sebuah bangsa, Indonesia adalah sebuah entitas yang unik dan menarik. Unik karena Indonesia lahir dari kesadaran bersama puluhan juta penduduknya yang memiliki latar belakang yang sangat beragam, mulai dari etnis, bahasa, budaya, keyakinan, religi, mazhab, pulau, dan seterusnya. Menarik karena Indonesia selalu membuka ruang tanya, kreasi, imajinasi, dan kontemplasi sekaligus.

Lalu apa alasan mendasar yang membuat puluhan jutaan orang mau bergabung dalam satu nation-state bernama Indonesia? Apa kesadaran bersama yang bersemayam dalam benak sehingga mereka mantap berkata: "Saya orang Indonesia" dan menyanyikan "Indonesia Raya" sebagai senandung lagu wajib bersama.

Beberapa peneliti menyebut kesadaran itu adalah kesamaan nasib. Tapi nasib yang mana? Ada yang menyahut, nasib pernah nelangsa bersama dijajah kolonial Belanda. Hmm... Oke. 

Akan tetapi penjajahan Belanda ini berlangsung lebih dari 70 tahun lalu. Memori nelangsa itu makin dan terus menjauh dan tergerus oleh waktu. Sedangkan generasi pertama dan kedua di negeri ini makin jarang mewariskan memori dan kesadaran ini ke anak cucu mereka.

Maka pertanyaan yang perlu diketengahkan adalah, 

Sampai kapan kesadaran akan persamaan nasib ini dihayati oleh warga negara Indonesia?

Menjawab pertanyaan ini tidak mudah. Tetapi setidaknya kita bisa melakukan upaya untuk melihat bagaimana wajah Indonesia saat ini dan 10-30 tahun ke depan. Salah satunya adalah melihat generasi yang lahir pada era awal 1980-an sampai akhir 1990-an.

Mereka adalah generasi ketiga dan keempat di Republik ini. Merekalah generasi yang tak pernah mengalami penjajahan Belanda apalagi sampai angkat senjata melawan mereka. Mereka tak pernah mengalami masa-masa revolusi. Mereka tak melewati prahara 1965. Tetapi generasi inilah masa depan Indonesia. 

Di titik inilah, merefleksikan kesadaran diri sebagai sebuah bangsa menjadi penting untuk dilakukan. Siapakah kita? Bagaimana seorang saya mengalami sebagai seorang Indonesia? Apa yang membuat kita nyaman menjadi Indonesia?

Refleksi ini penting karena 10-30 tahun ke depan, tepatnya saat Indonesia merayakan 100 tahun proklamasi kemerdekaan, generasi inilah yang menjadi tokoh-tokoh penting dan nahkoda Republik ini.

Atas dasar ini, tanahair.my.id menghadirkan upaya refleksi atas keindonesiaan kita. Sembari menuju peringatan 70 tahun Proklamasi NKRI yang jatuh Agustus mendatang, pijakan ini makin menemukan momentum yang layak. 

Tanahair.my.id berupaya menghadirkan wawancara dengan anak-anak muda aktif yang sudah banyak berkarya. 
Apa saja yang sudah mereka lakukan?
Apa mimpi-mimpi mereka?
Apa gambaran mereka tentang republik ini?
Bagaimana mereka menginsafi diri sebagai seorang Indonesia?
Dan, bagaimana mereka menjadi Indonesia? 

Subjek yang akan kami wawancarai cukup longgar. Jika Anda memiliki usulan tokoh muda untuk kami wawancarai, sampaikan ke tanahairmyid@gmail.com atau langsung di komentar posting ini. Jika Anda punya titipan pertanyaan, jangan sungkan sampaikan kepada kami. 

Laporan wawancara insyaAllah akan kami turunkan sepekan sekali setiap Senin, tepat di saat adik-adik generasi 2000 berbaris rapi di halaman sekolah menghormat Sang Saka Merah Putih. 

Semoga upaya sederhana ini dimudahkan oleh Allah swt. []



M. Nasrudin
Previous
Next Post »