Lakukan Tujuh Jurus ini agar Tugas Akhirmu Selesai Tepat Waktu


Lulus tepat waktu kini menjadi idaman banyak mahasiswa. Tak salah memang, asalkan hal itu memang sudah saatnya. Tambah lagi, ilmu dan pengalaman untuk bekal mengarungi kehidupan yang sebenarnya sudah cukup kamu dapatkan. Maka tak ada salahnya untuk segera menyelesaikan tugas akhir dan terjun di dunia nyata.

Lalu apa yang bisa dilakukan agar kamu bisa menyelesaikan Tugas Akhir dengan cepat tepat dan hasilnya cukup maksimal? Sahabat tanahair.my.id, berikut beberapa trik yang bisa kamu coba.


1. Kenali dulu apa hobi dan minatmu

Hobi membuatmu larut dan enjoy abis. pic: andrewfurmanczyk.files.wordpress.com 

Boleh jadi kamu masuk kuliah lantaran tidak tahu mau kuliah apa dan kamu nurut saja dengan perintah orangtua atau kakakmu. Atau boleh jadi karena kamu mengikuti teman-temanmu di SMA dulu. Jika ini yang terjadi, maka kuliah akan menjadi momok yang menjemukan dan di titik paling ekstrem, kamu enggan untuk segera menuntaskan kuliahmu. 

Tapi tenang saja. Kamu bisa menggunakan tips berikut ini. Identifikasi dan tentukan apa hobimu. Mengapa hobi itu penting? Karena saat menekuni hobi, kamu akan menjadi dirimu sendiri dan menemukan keasyikan yang tiada duanya. Nah, dalam kondisi asyik, tak ada kata jemu di situ dan semangat 45 selalu membara.

Etapi, apa hubungannya hobi dengan Tugas Akhir? Baca poin 2 di bawah ini.


2. Cari sisi pertemuan antara hobi kamu dengan bidang studi jurusanmu

Kopi atau burung hantu? Hidup adalah soal bagaimana membangun perspektif. pic: s-media-cache-ak0.pinimg.com
Di dunia ini apa sih yang tidak berhubungan? Semuanya bersambung dan terkait satu demi satu dengan yang lain. Matematika tidak hanya soal hitung-hitungan angka belaka, tapi lebih pada bagaimana manusia berpikir. Ekonomi bukan hanya soal perilaku transaksi di pasar, tetapi lebih pada soal bagaimana manusia bertahan serta mengembangkan kehidupan dan kebutuhannya. Hukum tak semata soal pasal-pasal di UU, tetapi lebih pada bagaimana menata kehidupan yang teratur.

Saran yang bisa kamu lakukan adalah cobalah keluar dari cangkang disiplin keilmuan yang kaku itu. Dari luar rumah disiplin, kamu bisa membuka perspektif yang lebih luas.

Teman saya ada yang mengambil jurusan Hukum Keluarga Islam. Sementara, hobinya adalah menyanyi. Gak nyambung blas ya?... Hehe... Tunggu dulu, dalam rentang kajian yang lebih luas, teman saya pada akhirnya mengajukan skripsi yang berjudul "Konstruksi Keluarga dan Cinta dalam Lirik Lagu Ungu." Lho... bisa kan?

Teman saya ada juga yang kuliah di jurusan Filsafat Islam. beuh... Malangnya, dia gak doyan filsafat. Waduh... Dia malah suka utak-atik komputer membuat desain. Ya sudah, akhirnya dia bikin skripsi "Keterpaduan Antara Desain Sampul dan Isi pada Buku-Buku Daras Filsafat Islam".

Nyambung kan?


3. Cari Pembimbing yang Inspiratif
Ia yang selalu bilang, "Pasti ada jalan." pic: http://fullbloommarketing.biz/ 

Beruntung jika kamu diperbolehkan mencari pembimbing skripsi sendiri. Kamu bisa memilih pembimbing yang inspiratif. Kamu bisa screening dosen siapa saja yang selama ini mampu menghipnotismu ketika ia mengajar. Catat baik-baik nama mereka. Kamu juga bisa meminta referensi dari kakak kelas kamu bagaimana mereka dibimbing oleh dosen pembimbing mereka.

Karena dosen pembimbing yang baik adalah dosen yang selalu merawat dan memupuk pertanyaan-pertanyaan yang ada pada pikiranmu, bukan yang malah membunuhnya. Ia yang terus menyemangatimu, saat kamu kehabisan energi atau ketemu jalan buntu. Ia yang mendorongmu mengeksplorasi ilmu pengetahuan meskipun topik yang kamu kaji asing dan nyeleneh bagi dia.

Apalagi menulis tugas akhir beda dengan nulis curhatan di blog. Menulis tugas akhir seperti lari maraton. Kamu harus punya nafas panjang dan target yang jelas untuk bisa terus maju. Dan dalam perjalanan itu, sehebat apa pun seorang pembalap, kamu berhak untuk didampingi navigator jempolan.


4. Tentukan Target Kapan Kamu Harus Selesai
Meski kecil, yang seperti ini perlu. pic: http://www.cleanmama.net/

Dalam perjalanan panjang, kamu harus bisa mengatur waktu. Karena waktu yang panjang juga bisa melenakan. Buat matriks kegiatan riset yang harus kamu eksekusi per bagian waktu. Misalnya bulan Januari pekan I dan II pre-riset. Januari pekan III dan IV mengumpulkan bahan pustaka dan teori, dan seterusnya.

Buat jadwal yang masuk akal. Jika kamu banyak kegiatan, sisihkan satu atau dua jam khusus untuk mengeksekusi Tugas Akhirmu. Misalkan kamu mengambil waktu di pagi hari sebelum beraktivitas di luar atau malam hari menjelang tidur. Dua jam yang fokus dan rutin setiap hari bisa lebih efektif ketimbang sepuluh jam dalam sekali jalan.


5. Beri Motivasi untuk Dirimu Sendiri
Motivasi juga perlu. pic: cloudfront.net

Lingkungan yang positif memang turut membantu membentuk mood yang positif. Tapi lingkungan itu bisa saja berubah setiap waktu. Tak jarang, pagi ini cuaca cerah, eh nanti siang jadi hujan lebat sampai banjir di mana-mana. Pagi ini teman-teman ngajak belajar bareng, eh jadinya malah ngerumpi atau nge-game bareng-bareng. Begitulah lingkungan.

Sebab itulah, motivasi terbaik adalah motivasi yang lahir dari benak diri kamu sendiri. Baru kemudian kamu mencari dukungan dan doa dari orang-orang terdekatmu: ayah atau ibu, saudara, atau sahabatmu, baru pacarmu (jika ada).

Teman saya bahkan ada yang memakai motivasi unik, “Mundur lulus 1 bulan berarti mundur resepsi 2 bulan.” Kamu mau coba? Boleh kok. Hehe...


6. Kapan Lagi? Mulai dari Sekarang
just walk in pic: http://gldiol.blog.com/

Lao Tse pernah bilang begini. “Seribu langkah dimulai dari satu langkah pertama.” Tapi ya memang begitu. Langkah yang pertama itu beratnya melebihi 999 langkah berikutnya. Mungkin rasa malaslah, kurang semangatlah, teman-teman masih banyak yang belum selesailah, masih banyak kegiatanlah, mana pacar lagi ngambeklah, dan seabrek lainnya.
Tapi kuncinya kembali pada diri kamu. Apa pun yang terjadi, do it now!


7. Quote Pamungkas

Saya dapat petuah dahsyat dari profesor saya saat menyelesaikan tesis di Magister Ilmu Hukum UII Yogyakarta. Profesor saya bilang begini, “Tugas Akhir yang baik adalah Tugas Akhir yang selesai. Percuma saja sih, kalau kamu bikin penelitian yang wuah dahsyat wahbiyasah tapi ujung-ujungnya gak selesai. Ya gak?”

Saya cuma diem melongo saja saat itu.

Kalau menurut kamu bagaimana, sahabat TanahAir.my.id ?



M. Nasrudin

Pembelajar dan buruh media. Menuntaskan studi Hukum Islam di UIN Walisongo Semarang dan UII Yogyakarta.


Previous
Next Post »